Untuk sebuah pertanda baik

09.39

Bagaimana mungkin aku mendapat pertanda baik,
jika saja sikapmu masih sedingin es degan?
Es degan. ya.. kau ibarat es degan.
Dingin. Namun mampu menggugah selera tak kala terik siang mendera.
Lalu aku ingat, siang itu..
sembari andok es degan di taman kota,
aku mengeluarkan kotak makan dari ranselku,
ku sodorkan padamu kue coklat buatan tanganku.
Walau rasanya tak lebih manis dari senyum yang mengembang di bibirmu
kala kau mendapat hadiah sebuah buku.
Tapi mas,. soal kue coklat itu,
apa kau tau komposisi dasarnya?
Akan kubocorkan sedikit padamu,
tolong jangan beri tahu siapapun.
1 sendok teh perhatian, 2 kilogram ketulusan, segenggam cinta,
dan tanpa perlu pemanis buatan.
Ya, seperti sikap manisku padamu yang tak pernah ku buat-buat.
Mas, puisi ini semakin ngelantur..
Asal kau tau saja, inti dari puisi ini adalah..
hatiku yang sedang kacau karena balon hijau telah meletus,
oke maaf. Bukan itu..
tapi hatiku kacau karena sikap dingin serta cuekmu,
dan juga duniamu yang tak pernah bisa ku tembus.
Namun nyatanya.. puisi ini malah lebih mirip resep masakan.
Ah atau ini hanya efek lapar yang sedang berusaha menggagalkan usahaku
untuk mengurangi angka di timbangan?
Mas.. sudah lah.. kau di mana?
Maukah menemaniku makan nasi pecel di pasar?

You Might Also Like

0 komentar

Komunitas Blogger Baper

Komunitas Blogger Baper

Kelas Inspirasi Bojonegoro