Lho.. udah tahun 2019 aja
ternyata.. (Dih, opening yang sok asik!)
Oke maaf, gimana nih kabarnya
blog kesayangan akuh satu-satunya?
Sehat-sehat aja kan? Hmm..
sepertinya mbaknya yang gak sehat.
Oke langsung aja kali ya?
Sesuai yang kita semua tahu, di
tahun 2018 blog ini agak kurang jarang hampir tidak pernah terjamah. Terbukti Cuma
ada 1 postingan dan itupun isinya sangatlah.. TIDAK JELAS!!
Jadi, sebenernya apa sih yang
terjadi pada mbak sang empunya akses dan hak kuasa penuh atas blog ini, kok
sampai dia tidak menyempatkan diri membuat tulisan-tulisan sampah lagi di blog usang
ini?
Ada beberapa poin, pembaca yang
budiman dan dirahmati Allah. Dan mari saya jabarkan satu per satu.
Yang pertama, ya karena memang
sudah tahu kalau tulisannya sampah. Jadi ya untuk apa ditulis lagi ya kan? Lha trus
ini ngapain?
Yang kedua, karena kami selaku
redaksi sedang disibukkan dengan pekerjaan dan segala drama-dramanya. Penasaran?
Terusin bacanya.
Yang terakhir, ya karena tidak
ada atau mungkin sedikit sekali ada sesuatu yang menyentuh sisi melankolis
kami, atau mungkin juga ada, namun balik lagi karena terdistraksi dari poin
kedua sehingga sisi melankolis ini terabaikan. Kemudian hilang begitu saja.
Ya, itu dia 3 poin utama alasan
kenapa di tahun 2018 blog ini usang nyaris mati dan tak berpenghuni.
Tapi mari kita perjelas lagi, apa
maksud dari ketiga poin di atas. Kalau kalian punya cukup waktu gabut, beneran
pengen tahu, atau sekedar kepo-kepo dikit, monggo boleh dilanjut bacanya. Tapi kalo
mau udahan sampe di sini juga saya tidak masalah.
Jadi begini sodara-sodara, saya
memang merasa kalau saya tidak jago menulis, tulisan saya sampah, cupu, isinya
curhat doang, tidak berpaedah. Dan yang baca juga Cuma segelintir dari
teman-teman dekat saya aja. Itupun mungkin mereka terpaksa. jadi ya udah. Gitu.
Saya ga terlalu peduli juga pada blog ini.
Lalu poin kedua soal sibuk kerja
dan drama-dramanya itu. Kalau dengar kata drama, kalian pasti langsung semangat
kan? Kepo ya? Kalo engga kenapa masih lanjut baca hayo? Okelah jadi gini,
seperti yang kalian mungkin sudah tau, bagi yang emang kenal aku, kalian tahu
aku orangnya kayak gimana kalo sama kerjaan, kalian tahu aku bisa nerima
kerjaan apapun yang penting halal dan tidak jadi pelakor. Eh gimana? Jadi ya,
walau sudah bekerja di salah satu perusahaan swasta di bidang retail sejak
8tahun yang lalu, dengan system kerja shift 8jam sehari, membuat aku punya
cukup waktu untuk menerima tawaran-tawaran kerjaan sampingan seperti jadi Event
organizer, jadi badut ulang tahun, antar jemput anak sekolah, delivery order
makanan (pekerjaan sampingan yang lagi hits), sampai akhir-akhir ini Alhamdulillah
ada job motret dikit-dikit. Gila gak loe? Kamera gak punya aja udah ada yang
ngejob? Ya semua nya di kerjakan asal tidak saling mengganggu satu sama lain. Rejeki
kan datangnya dari mana saja ya bunda? Namun lagi-lagi saking fokusnya ama
kerjaan aku slama tahun 2018 jadi ga berasa manusia lho. aku berasa robot. aku
gak bisa kayak gini terus. Aku gak mau kebablasan jadi orang yang gila kerja
dan mengesampingkan yang lainnya. Sampe lupa mikirin dia. Eh gimana? Cuma ya
gimana aku intinya gak pengen masuk sinetron azab dengan judul “bujang lapuk
penumpuk harta” jadi di tahun 2019 ini pengen lebih manusiawi aja. Ga mau fokus
kerjaan. Mimpi? Cita-cita? Ada donk. Tapi aku percaya rejeki gak bakal kemana.
Yang ketiga. Soal tidak adanya
sosok yang menyentuh jiwa melankolisku di tahun 2018 mungkin ada namun karena
kesibukan di poin nomer 2 tadi, aku jadi tidak punya kesempatan galau-galau
atau nulis sesuatu yang menye-menye soal beliau-beliaunya ini. Jadi ya Cuma asal
lewat aja, besok sibuk ngurus kerjaan lagi, lupa lagi. Kalo ketemu baper lagi,
tapi begitu ada kerjaan bisa fokus ke kerjaan lagi dan lupain dia. Kayak gitu
aja terus. Kosong. Hampa. Seperti.. seperti.. ya seperti itu pokoknya. Aku mah anaknya gak pinter bikin perumpamaan.
Kalau di tahun 2016 dan 2017
mengisahkan tentang 2 sosok lelaki mengesankan yang berbeda. Yaitu di tahun
2016 ada “mas fotografer” dan di tahun 2017 lebih didominasi oleh “mas penulis”
yang membuat aku banyak memposting tulisan di blog ini yang tentunya tidak lain
dan tidak bukan adalah tulisan tentang dia. Yang lagi-lagi, walau tak ku tunjukkan padanya
dia ujung-ujungnya tetap tahu dan dia baca SEMUANYA. Dan gara-gara itu dia
ngajak ketemu untuk menyodorkan “surat cinta” yang lebih mirip naskah novel
saking banyaknya yang menurut dia adalah tulisan klarifikasi dari apa-apa yang
ku tulis tentang dia di blog ini. Uwaw..
trus trus mbak? Sama dua mas-mas
ini? Kamu akhirnya jadian ngga sih?
Jawabannya adalah TIDAK.
Bahkan tentang perasaan mereka
pun aku tidak tau yang sebenernya sampai sekarang. Ya.. mari anggap saja ini
adalah sebuah kode penolakan dari mereka berdua ya. Pait pait pait.
Sudah terjawab ya teman-teman
sekalian yang budiman dan suka mengira-ngira. Aku dikira pacarnya si ini, si
itu. Gak. Itu semua bukan pacar. Dan gak pernah jadian. Begitu.
Nah.. jadi di 2018 karena aku
lebih sibuk di kerjaan, yang di mana bisa dikatakan tahunnya kerja, kerja,
kerja, ngedrama. Eh.. tapi buat aku sendiri sebenernya tetep ada kok satu dua
cowok yang berseliweran di seberang sana. Yaiyalah mbak.. kan anda tidak
tinggal di asrama putri. Ya jelas aja ada cowo berseliweran di depan mata anda
tiap harinya. Helaw.. gimana sih? Tapi emang ngga atau belum ada yang bisa
menarik hati ini untuk jatuh lagi. Eh ada sih sebenernya. Dialah “mas
fotografer” yang sempat berjaya di hati saya dan pada akhir 2016 sudah kuputuskan untuk tak lagi kupikirkan dan
kuingat-ingat. Ya karena di tahun 2017 pikirannya penuh sama “mas penulis”. Namun
di 2018 ini, entah kenapa aku jadi sering ketemu secara gak sengaja dan gak
pernah janjian sama “mas fotografer” ini, mungkin bisa dibilang kita
berkomunikasi lagi tiap ketemu, bercanda-bercanda, tapi lepas dari itu, kalau
lagi tidak bertemu kita juga tidak pernah wasap2an, tidak telpon2an, tidak
pernah bikin janjian untuk ketemu. Tapi ya itu tadi, kami dipertemukan karena
pekerjaan. Dan tiap ketemu ya gitu rasanya seneng, bisa liat dia, ngobrol
singkat ama dia, bercanda-canda dikit, tapi abis gitu yaudah. Lupa lagi. Astaga
rizka. Pait pait pait.
Nah.. kalau di 2019 ini yang baru
berjalan belum ada sebulan ini, gimana nih mbak? Apakah ada harapan? Resolusi dan
cita-cita yang ingin diwujudkan?
Ya tentunya sih. Target tahun ini
pokoknya aku pengen punya kamera. Itu. Yang kedua, aku gak pengen maksain diri
buat sebuah kerjaan. Kalau aku emang gak pengen ngelakuin ya aku abaikan. Bukan
nolak rejeki, justru karena aku percaya, kalau rejeki mah gak kemana atuh kang.
Ya gak sih? Jadi untuk apa dikejar-kejar sampai segitunya? Intinya adalah. Di tahun
2019 ini aku lebih pengen jadi manusia biasa aja. Capek jadi agnes monica. Pengen
lebih memperbaiki diri sendiri, baik dari hati dan body. Inside and outside. Lebih
mencoba untuk membuka diri untuk orang baru lagi.
Dengan cara apa? Mungkin ini
bodoh, tapi iya aku tetep lakuin, dengan install lagi aplikasi-aplikasi buat
nyari temen. Yang sempet ku uninstall karena gak ada waktu buat make saking
sibuknya ama kerjaan di tahun 2018. Dan ya.. dapat. 1 korban. Wkwkwk.. tapi
jatohnya malah kayak aku yang jadi korban. Korban perasaan. Sebenernya dia itu
seperti apa dan bagaimana sih? Oh Tuhan.. tolonglah rizka. Jangan biarkan dia lagi-lagi
jatuh cinta sama stranger. cukup.
Mas fotografer apa kabar?